Pages

Jumat, 16 Mei 2014

KOALISI JELANG PILPRES: SEKADAR BAGI-BAGI KEKUASAAN


SERANGSpeak Up Your Mind (SPUM), acara mingguan yang diselenggarakan oleh Muslimah Hizbuta Tahrir Indonesia (MHTI) Chapter Kampus Kota Serang hadir kembali. Bertempat di saung FAPERTA (Faklutas Pertanian) UNTIRTA dari pukul 11.00-12.30 WIB. SPUM untuk edisi kali ini membahas tentang “Koalisi Jelang Pilpres: Sekadar Bagi-Bagi Kekuasaan”. Ayu sebagai MC mengungkapkan pertanyaan besar sebelum SPUM dimulai. “Ada apa sebenarnya yang terjadi dengan koalisi yang akan dilakukan oleh para capres dan cawapres dari berbagai partai? Apa yang nantinya akan terjadi? Apakah benar-benar akan terjadi perubahan? Atau akan terjadi kehancuran seperti tahun-tahun sebelumnya?”
Jawaban-jawaban dari pertanyaan pengantar MC tersebut ada dalam pemaparan Choirunnisa (Icha) sebagai pemandu. Icha menjelaskan secara gamblang apa yang terselubung dari maksud koalisi pilpres yang akan diselenggarakan nanti. “Kita lihat saja, tanggal 18 Mei 2014 nanti akan dibuka pendaftaran untuk pilpres”, ujar Icha sebelum memandu acara lebih jauh. “Mengapa parati-partai harus berkoalisi untuk Pilpres? Karena suara yang di dulang dalam pemilihan legislatif  selalu kurang dari 20 persen”, Icha memaparkan latar belakang bisa terjadinya koalisi. Selanjutnya, Icha memaparkan “Dalam model koalisi parpol menunjukan dua karakter, yaitu memburu kekuasaan dan jabatan, serta menggalang suara. Hal yang paling dibutuhkan saat koalisi adalah suara terbanyak, untuk pembagian tugas maka itu urusan nanti. Selain itu, dalam koalisi parpol sama sekali tidak memerhatikan ideologi, yang ada hanya bagaimana cara memenangkan capres-cawapres yang mereka usung. Padahal dalam islam kekuasaan adalah amanah, dan amanah harus diberikan kepada orang yang menguasainya. Namun hal itu berbeda dengan koalisi yang saat ini sedang hangat-hangatnya tersiar di berbgai media.”
Di pertengahan acara, Echa selaku peserta bertanya “Pada hakikatnya tujuan politik bukankah memiliki tujuan yang sama? Jadi tidak ada perbedaan antara politik islam atau sekuler. Lagipula, jika parpol islam bergabung dengan parpol sekuler, bukankah hal itu adalah keputusan yang terbaik yang telah dipikirkan matang-matang?” Pertanyaan langsung dijawab oleh pemandu SPUM, “Ya memang begitu, tapi yang menginginkan Indonesia ini sejahtera siapa? Semua rakyatnya ingin Indonesia sejahtera. Hanya saja, yang dilakukan oleh oleh parpol-parpol sekarang sesuai dengan metode (thariqoh) Rasul apa tidak.” Lalu icha pun mengakahiri “bahwa politik dalam islam adalah yang mengurusi urusan umat, baik di dalam ataupun luar negeri. Bukan parpol seperti saat ini yang sibuk berkoalisi untuk menuruti para pemodal jika telah terpilih nanti.”
Sebelum acara SPUM diakhiri, MHTI Chapter Kampus Kota Serang mengajak para peserta untuk hadir pada acara KIP (Konfrensi Islam Peradaban) yang akan diselenggarakan oleh Hizbut Tahrir. Acara KIP ini berlangsung di 69 kota di Indonesia. Tepat pada tanggal 1 Juni KIP akan dilaksanakan di GOR indoor Maulana Yusuf Ciceri-Serang dengan 3000 peserta yang akan hadir. Acara ini adalah bentuk kepedulian agar islam bisa diterapkan dalam nauangan Khilafah, dengan tema yang diusung “#IndonesiaMilikAllah, Saatnya Khilafah Mengganti Demokrasi dan Ekonomi Liberal. [AN]

Tidak ada komentar: