Pages

Jumat, 07 Februari 2014

Segala Puji Bagi Allah



KEMBALI. Sebuah kata yang pada akhirnya aku pilih. Setelah melalui pertimbangan yang sangat rumit, dipermainkan oleh hawa nafsu, juga bisikan baik malaikat. Akhirnya, aku memutuskan untuk kembali. Sudah sangat lama, aku ingin kembali pada duniaku yang dulu sempat benderang, tapi yang ada aku malah termakan gengsi. Akhirnya, hal itu menjadi proses yang memperlambat diriku untuk menjadi baik.
Maha baiknya Allah, yang masih memberikan aku kesempatan untuk menanam biji-bji kebaikan di dunia, yang semua orang tahu bahwa sifatnya hanya sementara. Allah Maha Baik, sangat baik. Tiada henti rasa syukur itu kulantunkan. Butuh sebuah proses panjang, untuk aku menempuh pada jalan yang insyaAllah di ridoi ini.
Entahlah, aku sulit untuk berkata-kata. Lidahku terlalu kelu, lantaran sering berdiam. Semenjak kuputuskan untuk pergi. Maaf jika sampai saat ini, masih ada prasangka yang bergelayut pada hati yang pernah ku kenal..
Ukhtifillah yang aku cintai.. Bila ada lagi salah, tolong tegurlah.. Karena aku hanyalah manusia biasa yang Allah ciptakan sedemikian rupa. Semoga apa yang aku tuliskan ini, bisa mewakilkan ucapanku yang sangat sulit sekali untuk aku lafadzkan.
Segala Puji Bagi Allah.. Hanya itu yang mampu kuucapkan. Bentuk rasa syukurku yang sebenarnya tak terbendung..
Ada beberapa hal yang ingin aku ungkapkan. Tapi.. Malu rasanya kalau berucap dihadapannya langsung :)
Ibu Emi Munirotullaila, S.Si.
Seseorang yang pertama kali membuatku tertarik. Pada kerapihannya saat 4tahun silam mengajar pelajaran fisika. Begitu anggun, dengan jubah dan kerudung segi empatnya yang teruntai. Aku masih ingat, dan sempat berkata begini "Suatu saat nanti, bahkan di masa depan nanti. Saya pasti akan berpakaian seperti ibu." Padahal itu adalah sebuah ucapan, yang tidak aku sengaja. Keluar begitu saja dari hati yang paling dalam. Dan sekarang, aku begitulah adanya. Allah seolah menuntunku pada keinginan yang dulunya hanya sekadar kata-kata.
Untuk Suraya Ma'rufa (Ufa)
Aku sama sekali tak menyangka, kita satu SD dulu. Terpisah ketika SMP, dan bersama lagi ketika SMA. Allah begitu sayang pada kita, juga kamu. Sehingga, kita disatukan pada jalan yang sama, sebuah jalan perjuangan untuk sebuah cita-cita mulia.. Semoga kita bisa saling istiqomah ya! :)
Untuk Ratu Nurchaerani (Rani)
Meski usiamu lebih muda satu tahun dariku, tapi aku telah menganggapmu sebagai teman sebaya. Begitu banyak jalan panjang, terjal, berduri yang pernah kita lalui. Sampai akhirnya kita goyah dan merasa sakit.. Semoga kamu bisa kembali lagi pada jalan ini ya.. Kembali bersama untuk kita perjuangkan :)
Teh Ika
Tempat curhat pertama, ketika aku galau menghadapi teman kampus yang begitu heterogen. Sampai teteh menyarankanku, untuk bergabung lagi. Aku sadar akan hal itu. Tapi aku ragu dibungkus rasa malu ketika itu. Terimakasih ya teh~
Teh Icha
Ini teteh yang gak pernah buat aku cemberut. Liat wajahnya aja pasti pengen senyum deeh.. Teteh begitu enerjik, subhanallah deh buat teteh! :)
Ibu Ratni (Teh Iyat)
Muslimah yang satu ini subhanallah banget... Selalu merasa kurang padat waktunya, untuk diisi dengan aktivitas dakwah. :)
Arini Aprila (Teh Arin)
Sekarang teteh, jadi musyrifahku.. Gak nyangka banget bisa dapet musyrifah kaya Teteh. Senang bisa kenal dan ke depannya sama teteh. Pada waktu khusus tentunya ~ :)
Buat semuanya juga (Teh Heti, Teh Eca, Teh Nisa, Teh Adah, Teh Nesa, Teh Dian, Mudrikah, Widia, Teh Syifa, Teh Ila, Teh Muda, Teh Mira, Teh Mimi, Teh Dian, Teh Rina dll) :D. Gak bisa  diiucapkan satu persatu. Intinya Alhamdulillah (Segala Puji Bagi Allah). Allah maha baik, menunjukan jalan, untuk bertemu dan bersama ukhtifillah semua :)

Tidak ada komentar: